First post,
dari blog yang sudah mulai terlihat banyaknya jaring laba-laba, sebenarnya
tulisan ini terlalu bodoh untuk dibagikan, namun saya rasa sudah saatnya untuk
berbicara.
Hubungan atau
relationship pada hakikatnya memang rumit, makanya anak kecil tidak boleh
pacaran karena butuh kedewasaan untuk menghadapinya. Setiap hubungan punya
pasang surutnya, kadang dilanda rindu luar biasa, kadang pula merasa jenuh dan
surut akan rayu.
Namun kali
ini fokus saya tidak pada hubungan yang seperti itu dengan trand pacaran saat
ini. Mungkin saya terlalu muda untuk mengatakan bahwa menjalin hubungan yang
sebenarnya adalah saat sudah menikah. Iya saya terlalu muda untuk membahas
menikah pula, namun proses menuju pernikahan tidak perlu muda atau tua, semua
dirasa berkemampuan bila memang waktunya siap.
Beberapa hari
lalu tepatnya tanggal 13/07/2016 di hari rabu teman saya yang bernama Hasan
Albana memberi sebuah pelajaran kepada saya dengan prinsipnya yang kuat.
Begini ceritanya
Hasan hari
itu berulang tahun, kami sejak buka puasa bersama tanggal 02/07/16 dengan 2
teman lainnya yakni Anggre dan Della. Kami berempat sudah kenal sejak 10 tahun
lamanya menjalin hubungan persahabatan yang mencapai 1 dekade ini, terutama
bagi kami buka puasa bersama sudah menjadi rutinitas di tiap tahunnya atau yaa
beberapa tahun terakhir lah. Dan khususnya Della, dia adalah mantan pacar
pertamaku sejak SMP lalu, hubungan yang lama itu harus terhenti dengannya. sempat
terhenti komunikasi karena sama-sama menghargai pasangannya masing-masing.
Pada tahun
ini, sudah memasuki tahun kedua dimana aku harus menjomblo, eh engga juga deh,
yaa tapi tahun kedua pula dimana aku harus berpisah dari mantan yang paling
saya tidak bisa lupakan. Kami satu kampus, hampir setiap perkuliahan diam-diam
saya tetap melihatnya mungkin tanpa sepengetahuannya. Yaa maklum belum bisa terlepas
bayangnya bahkan sampai saat ini.
Tahun ini
pula, Della menjadi jomblo, putus pada tahun ketiga bersama pacarnya. Kami sama-sama
rapuh, bahkan beberapa kali kami bertemu untuk saling curhat dan menguatkan. Hal
ini membuat banyak pihak menjadi curiga terutama 2 sahabat saya Hasan dan
Anggre. Mereka mengira hubungan saya dengan Della kembali dekat, padahal tidak.
Kami hanya melempar pancingan dan membuat obrolan dalam grup bbm menjadi ramai.
Diperparah dengan
saya yang memamerkan cincin kedua saya pada DP BBM, dan beberapa minggu
terakhir ini Della juga dekat dengan cowo lain dan lebih menjurus ke serius. Selama
ini yang tau keadaan saya dengan della ya hanya kami berdua. Saya sedang
berkomitmen pada janji saya pada seseorang, dan Della dengan bakal calonnya
yang baru.
DP cincin
itu adalah kali kedua aku membeli untuk seseorang. Ini adalah langkah
terbesar yang saya lakukan lagi untuk seseorang. Sedang saya dan Della sudah
tidak lagi mempunyai keinginan untuk menjalin hubungan.
Pada hari
ulang tahun Hasan, salah satu teman hasan tertiba chat line dengan maksud ingin
memberikan kejutan. Sampai pada hari H dia datang, Rani namanya, memang suasana
jadi agak tidak enak, Anggre dan Della pun sudah saya beritau perihal ini. Saat
Rani datang hasan langsung diam dan kami semua diam, suasana menjadi tidak
enak, meski kerap kali dibercandakan, siapakah gadis ini... namun hasan tetap
diam.
Sedari tadi
saya duduk bersebelahan dengan Hasan, dan Della dengan Anggre. Saya dan Della
tidak berhadap hadapan. Saya mencoba untuk menjaga perasaan seseorang tujuan
saya nanti, dan juga Della yang sudah mulai progres dengan seseorang dan jauh
lebih serius dari sebelumnya.
Hingga akhirnya
kami sholat, kebetulan Mall tempat kami bertemu mushola cewe dengan cowo
berbeda.
Selesai sholat,
saya duduk bersantai dengan hasan, dan langsung menanyakan siapa dia (rani).
Hasan menjawab
“dia teman gue, dan hanya teman gue”
Obrolan menjadi
semakin seru, dan Hasan lebih merinci keterangannya
“2 tahun
lalu gue kenal sama dia dan sempet deket, entahlah disebut pacaran atau engga,
yang jelas kita deket”
“kita deket
banget sampe dia mulai protektif dan gue ga nyaman. Akhirnya gue bilang sama
dia kita mendingan ta aruf aja. Bila ada masa kita berjodoh insyaAllah saya
akan datang 6 tahun lagi untuk nikahin kamu”
Dan dia pun
bertanya tentang bagaimana saya dengan Della, dan saya pun tertawa, “ Della ya?
Sebenernya kita ga sedeket yang kalian pikir, kita hanya merasa dalam keadaan
yang sama. Tapi dia sedang ada hubungan yang jauh lebih serius dengan seseorang”
Hasan : oh
gitu ya, sabar ya bro...
Saya menjawab
lagi, “ (sambil tertawa) ko sabar sih, gue sama dia udah sama-sama ga niat
untuk punya perasaan dan hubungan lagi, selama ini tuh Cuma becandaan aja, dan
saat kalian tanya kapan (nikahnya) itu gue jawab 2 tahun lagi, doain aja, itu
untuk dia, dan gue”
“karena gue
juga lagi ada komitmen dengan seseorang, meskipun dia udah ngebuang gue jauh,
namun gue masih usaha dan cincin yang di DP itu cincin buat dia, cincin kedua
yang gue beliin buat dia”
“selama ini
yang tau yaa Cuma Della”
Hasan menjelaskan
kembali tentang hubungannya dengan Rani, “ dia terlalu stalking, gue ga nyaman.
Makanya gue udah ga heran dia bakal kesini. gue sama dia ga pernah ngubungin
dan yaa gue bilang lupain aja, nama nya ta aruf ya lupain. Kalau di iget inget
terus ya ga bakal jadi. Sekarang udah 5 tahun lagi, yaa kalau jodoh dan dia mau
nunggu yaa terserah, dia mau deket sama orang pun terserah”.
Omongan Hasan
begitu mengingatkan saya dengan seseorang. Namun pada lebaran kedua lalu, saya
melihat temannya membuat post dengan caption “ialah perempuan yg suka segala
hal tentang anime jepang, makan banyak dan bersedia untuk dilamar bulan
desember”.
Suatu tamparan
bagi saya, dimana sebenarnya saya sedang berusaha untuknya tapi mungkin dia
sedang ada niatan untuk dilamar seseorang di bulan desember nanti. Lebaran kedua
itu pula saya langsung bercerita kepada Della lewat medsos BBM, Della bilang
itu kode, kode untuk saya untuk melamarnya pada bulan Desember, karena saya
memang mempunyai janji kepada dia untuk melamar dia di tahun ini setelah janji
saya pada desember lalu. Disatu sisi perasaan saya lebih mengarah kepada
seseorang yang sedang dekat dengannya yang siap melamarnya desember.
Tentu itu
menjadi pukulan tersendiri bagi saya. Namun saya tetap mengusahakan untuk bisa
melamarnya secepat mungkin tentang siapa yang akan dia pilih itu urusan nanti,
jodoh tak kemana.
Ke esokan
harinya ketika saya bekerja, saya menanyakan hal ini kepada teman saya yang
tentunya sudah berkeluarga dan kadang menjadi guru saya.
Guru saya
bilang, “ tidak saling bertemu bukan masalah, tidak berkomukasi pun tak apa,
anggap saja sedang ber ta aruf. Lupain dan jangan terlalu difikirkan. Kalau sudah
waktunya temui orang tuanya dan lamar dia. Jodoh ga kemana asal tujuan kalian
tetap sama, mencari sebuah kehalalan”.
Guru saya
bilang niatan saya sudah bagus, namun jangan lupakan doa, segala kemungkinan
masih akan terjadi. Allah sudah mentakdirkan manusia termasuk jodohnya. Jadi ikhlaskan
perasaan saya kepada dia. bilang waktunya tiba segera datang dan lamar dia.
Beberapa hari
kedepan saya mulai yakin menjalani hidup, mulai terfokus lagi. Saya rasa memang
apapun yang terjadi nanti saya harus lamar dia bulan desember tapi jangan
terlalu berharap juga. Tentang perasaan kuatkan kepada Tuhan, niat baik akan
selalu menghasilkan yang baik. Soal cincin kuat kan lagi tekat saat melihat
lingkar emas putih itu.
Iya begitulah
tulisan yang panjang, semua keyakinan itu ada pada diri saya. Saya mencoba
untuk berta aruf pada diri saya sendiri. Jodoh tak kemana. Namun tulisan ini
saya tambahkan pada tanggal 20/07/2016 hari ini. Di kedai kopi bilangan
thamrin, sambil bersantai menikmati matcha menunggu waktu kerja datang jam 11
malam sambil mengerjakan skripsi yang sudah di depan mata deadline nya. Namun kekepoan
pada dia masih saja berlanjut. Saya kembali melihat postingan temannya kala
lebaran lalu dan ada komen darinya perihal captionnya. Seketika perasaan
kembali runtuh, nampak sinyal-sinyal benar adanya seseorang dalam hidupnya pun
semakin nyata.
Apakah harus
diakhiri? Nampaknya setidaknya saya mengurangi ekspektasi dan menunggu bulan
desember nanti siapakah yang akan melamarnya, bila memang benar, yaa saya harus
mengikhlaskan dan berdoa semoga itu yang terbaik untuknya. Apa bila tidak ada
yang melamarnya yaa tentu saya akan datang.
Baru saja
saya post instagram, pertanda saya yang sudah mengakhiri perasaan dan harapan. Mungkin
iya, mungkin sudah saatnya berhenti dan ikhlas yaa namun itu dia, saya akan
melihat Desember nanti.
Sekiranya tulisan
ini saya akhiri, beserta perasaan melepas namun tetap saja berharap, jadi
seperti doorprize tidak begitu berharap namun segala kemungkinan akan tetap ada
nantinya.
Saya juga
tidak berharap dia membaca tulisan ini, namun sekiranya dia membaca. Saya berharap
agar dia mempertimbangkan saya sebagai pilihannya. Tapi, selamat yaa atas
sidangnya, semoga cepat dilamar dengan pilihanmu.
20/07/16