Rabu, 20 Juli 2016

biarkan dia, dan ikhlaskan dia bahagia dengan yang lain

First post, dari blog yang sudah mulai terlihat banyaknya jaring laba-laba, sebenarnya tulisan ini terlalu bodoh untuk dibagikan, namun saya rasa sudah saatnya untuk berbicara.

Hubungan atau relationship pada hakikatnya memang rumit, makanya anak kecil tidak boleh pacaran karena butuh kedewasaan untuk menghadapinya. Setiap hubungan punya pasang surutnya, kadang dilanda rindu luar biasa, kadang pula merasa jenuh dan surut akan rayu.

Namun kali ini fokus saya tidak pada hubungan yang seperti itu dengan trand pacaran saat ini. Mungkin saya terlalu muda untuk mengatakan bahwa menjalin hubungan yang sebenarnya adalah saat sudah menikah. Iya saya terlalu muda untuk membahas menikah pula, namun proses menuju pernikahan tidak perlu muda atau tua, semua dirasa berkemampuan bila memang waktunya siap.

Beberapa hari lalu tepatnya tanggal 13/07/2016 di hari rabu teman saya yang bernama Hasan Albana memberi sebuah pelajaran kepada saya dengan prinsipnya yang kuat.

Begini ceritanya

Hasan hari itu berulang tahun, kami sejak buka puasa bersama tanggal 02/07/16 dengan 2 teman lainnya yakni Anggre dan Della. Kami berempat sudah kenal sejak 10 tahun lamanya menjalin hubungan persahabatan yang mencapai 1 dekade ini, terutama bagi kami buka puasa bersama sudah menjadi rutinitas di tiap tahunnya atau yaa beberapa tahun terakhir lah. Dan khususnya Della, dia adalah mantan pacar pertamaku sejak SMP lalu, hubungan yang lama itu harus terhenti dengannya. sempat terhenti komunikasi karena sama-sama menghargai pasangannya masing-masing.

Pada tahun ini, sudah memasuki tahun kedua dimana aku harus menjomblo, eh engga juga deh, yaa tapi tahun kedua pula dimana aku harus berpisah dari mantan yang paling saya tidak bisa lupakan. Kami satu kampus, hampir setiap perkuliahan diam-diam saya tetap melihatnya mungkin tanpa sepengetahuannya. Yaa maklum belum bisa terlepas bayangnya bahkan sampai saat ini.

Tahun ini pula, Della menjadi jomblo, putus pada tahun ketiga bersama pacarnya. Kami sama-sama rapuh, bahkan beberapa kali kami bertemu untuk saling curhat dan menguatkan. Hal ini membuat banyak pihak menjadi curiga terutama 2 sahabat saya Hasan dan Anggre. Mereka mengira hubungan saya dengan Della kembali dekat, padahal tidak. Kami hanya melempar pancingan dan membuat obrolan dalam grup bbm menjadi ramai.

Diperparah dengan saya yang memamerkan cincin kedua saya pada DP BBM, dan beberapa minggu terakhir ini Della juga dekat dengan cowo lain dan lebih menjurus ke serius. Selama ini yang tau keadaan saya dengan della ya hanya kami berdua. Saya sedang berkomitmen pada janji saya pada seseorang, dan Della dengan bakal calonnya yang baru.

DP cincin itu adalah kali kedua aku membeli untuk seseorang. Ini adalah langkah terbesar yang saya lakukan lagi untuk seseorang. Sedang saya dan Della sudah tidak lagi mempunyai keinginan untuk menjalin hubungan.

Pada hari ulang tahun Hasan, salah satu teman hasan tertiba chat line dengan maksud ingin memberikan kejutan. Sampai pada hari H dia datang, Rani namanya, memang suasana jadi agak tidak enak, Anggre dan Della pun sudah saya beritau perihal ini. Saat Rani datang hasan langsung diam dan kami semua diam, suasana menjadi tidak enak, meski kerap kali dibercandakan, siapakah gadis ini... namun hasan tetap diam.

Sedari tadi saya duduk bersebelahan dengan Hasan, dan Della dengan Anggre. Saya dan Della tidak berhadap hadapan. Saya mencoba untuk menjaga perasaan seseorang tujuan saya nanti, dan juga Della yang sudah mulai progres dengan seseorang dan jauh lebih serius dari sebelumnya.

Hingga akhirnya kami sholat, kebetulan Mall tempat kami bertemu mushola cewe dengan cowo berbeda.

Selesai sholat, saya duduk bersantai dengan hasan, dan langsung menanyakan siapa dia (rani).

Hasan menjawab “dia teman gue, dan hanya teman gue”

Obrolan menjadi semakin seru, dan Hasan lebih merinci keterangannya

“2 tahun lalu gue kenal sama dia dan sempet deket, entahlah disebut pacaran atau engga, yang jelas kita deket”

“kita deket banget sampe dia mulai protektif dan gue ga nyaman. Akhirnya gue bilang sama dia kita mendingan ta aruf aja. Bila ada masa kita berjodoh insyaAllah saya akan datang 6 tahun lagi untuk nikahin kamu”

Dan dia pun bertanya tentang bagaimana saya dengan Della, dan saya pun tertawa, “ Della ya? Sebenernya kita ga sedeket yang kalian pikir, kita hanya merasa dalam keadaan yang sama. Tapi dia sedang ada hubungan yang jauh lebih serius dengan seseorang”

Hasan : oh gitu ya, sabar ya bro...

Saya menjawab lagi, “ (sambil tertawa) ko sabar sih, gue sama dia udah sama-sama ga niat untuk punya perasaan dan hubungan lagi, selama ini tuh Cuma becandaan aja, dan saat kalian tanya kapan (nikahnya) itu gue jawab 2 tahun lagi, doain aja, itu untuk dia, dan gue”

“karena gue juga lagi ada komitmen dengan seseorang, meskipun dia udah ngebuang gue jauh, namun gue masih usaha dan cincin yang di DP itu cincin buat dia, cincin kedua yang gue beliin buat dia”

“selama ini yang tau  yaa Cuma Della”

Hasan menjelaskan kembali tentang hubungannya dengan Rani, “ dia terlalu stalking, gue ga nyaman. Makanya gue udah ga heran dia bakal kesini. gue sama dia ga pernah ngubungin dan yaa gue bilang lupain aja, nama nya ta aruf ya lupain. Kalau di iget inget terus ya ga bakal jadi. Sekarang udah 5 tahun lagi, yaa kalau jodoh dan dia mau nunggu yaa terserah, dia mau deket sama orang pun terserah”.

Omongan Hasan begitu mengingatkan saya dengan seseorang. Namun pada lebaran kedua lalu, saya melihat temannya membuat post dengan caption “ialah perempuan yg suka segala hal tentang anime jepang, makan banyak dan bersedia untuk dilamar bulan desember”.

Suatu tamparan bagi saya, dimana sebenarnya saya sedang berusaha untuknya tapi mungkin dia sedang ada niatan untuk dilamar seseorang di bulan desember nanti. Lebaran kedua itu pula saya langsung bercerita kepada Della lewat medsos BBM, Della bilang itu kode, kode untuk saya untuk melamarnya pada bulan Desember, karena saya memang mempunyai janji kepada dia untuk melamar dia di tahun ini setelah janji saya pada desember lalu. Disatu sisi perasaan saya lebih mengarah kepada seseorang yang sedang dekat dengannya yang siap melamarnya desember.

Tentu itu menjadi pukulan tersendiri bagi saya. Namun saya tetap mengusahakan untuk bisa melamarnya secepat mungkin tentang siapa yang akan dia pilih itu urusan nanti, jodoh tak kemana.

Ke esokan harinya ketika saya bekerja, saya menanyakan hal ini kepada teman saya yang tentunya sudah berkeluarga dan kadang menjadi guru saya.

Guru saya bilang, “ tidak saling bertemu bukan masalah, tidak berkomukasi pun tak apa, anggap saja sedang ber ta aruf. Lupain dan jangan terlalu difikirkan. Kalau sudah waktunya temui orang tuanya dan lamar dia. Jodoh ga kemana asal tujuan kalian tetap sama, mencari sebuah kehalalan”.

Guru saya bilang niatan saya sudah bagus, namun jangan lupakan doa, segala kemungkinan masih akan terjadi. Allah sudah mentakdirkan manusia termasuk jodohnya. Jadi ikhlaskan perasaan saya kepada dia. bilang waktunya tiba segera datang dan lamar dia.

Beberapa hari kedepan saya mulai yakin menjalani hidup, mulai terfokus lagi. Saya rasa memang apapun yang terjadi nanti saya harus lamar dia bulan desember tapi jangan terlalu berharap juga. Tentang perasaan kuatkan kepada Tuhan, niat baik akan selalu menghasilkan yang baik. Soal cincin kuat kan lagi tekat saat melihat lingkar emas putih itu.

Iya begitulah tulisan yang panjang, semua keyakinan itu ada pada diri saya. Saya mencoba untuk berta aruf pada diri saya sendiri. Jodoh tak kemana. Namun tulisan ini saya tambahkan pada tanggal 20/07/2016 hari ini. Di kedai kopi bilangan thamrin, sambil bersantai menikmati matcha menunggu waktu kerja datang jam 11 malam sambil mengerjakan skripsi yang sudah di depan mata deadline nya. Namun kekepoan pada dia masih saja berlanjut. Saya kembali melihat postingan temannya kala lebaran lalu dan ada komen darinya perihal captionnya. Seketika perasaan kembali runtuh, nampak sinyal-sinyal benar adanya seseorang dalam hidupnya pun semakin nyata.

Apakah harus diakhiri? Nampaknya setidaknya saya mengurangi ekspektasi dan menunggu bulan desember nanti siapakah yang akan melamarnya, bila memang benar, yaa saya harus mengikhlaskan dan berdoa semoga itu yang terbaik untuknya. Apa bila tidak ada yang melamarnya yaa tentu saya akan datang.

Baru saja saya post instagram, pertanda saya yang sudah mengakhiri perasaan dan harapan. Mungkin iya, mungkin sudah saatnya berhenti dan ikhlas yaa namun itu dia, saya akan melihat Desember nanti.

Sekiranya tulisan ini saya akhiri, beserta perasaan melepas namun tetap saja berharap, jadi seperti doorprize tidak begitu berharap namun segala kemungkinan akan tetap ada nantinya.

Saya juga tidak berharap dia membaca tulisan ini, namun sekiranya dia membaca. Saya berharap agar dia mempertimbangkan saya sebagai pilihannya. Tapi, selamat yaa atas sidangnya, semoga cepat dilamar dengan pilihanmu.



20/07/16